Program INKLUSI melaksanakan Program Live In bagi mitranya di daerah untuk mendorong pembelajaran dan interaksi dengan masyarakat setempat untuk memperdalam isu sosial dan memberikan kontribusi bagi pembangunan desa. Lombok Research Center (LRC) sebagai mitra Yayasan BaKTI dalam Program INKLUSI melaksanakan Live In di salah satu desa dampingan, Desa Aikmel Utara, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur.
Live In dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 28-30 November 2024 dan tema khusus yang diangkat di Desa Aikmel Utara yakni pembangunan desa berbasis data. Harapannya setelah kegiatan Live In, Desa Aikmel Utara memiliki pangkalan data yang dapat dijadikan sebagai rujukan pemerintah desa dalam membuat kebijakan dan program pembangunan.
Untuk memperdalam tentang isu tersebut, di hari pertama Tim LRC-INKLUSI melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholder, pemerintah desa dan kelompok konstituen untuk mendiskusikan tantangan pemerintah desa dalam melakukan pendataan, bagaimana proses pendataan dan stakeholder terkait .
Direktur LRC, Suherman yang hadir dalam diskusi tersebut juga menyampaikan bahwa desa harus memiliki data terkait kelompok rentan, hal ini untuk menyesuaikan kegiatan Program INKLUSI yang akan diimplementasikan di desa binaan di tahun berikutnya.
“Sejauh ini kami melihat Desa Aikmel Utara ini sudah memiliki data yang terpadu yang cukup beragan, mulai dari data demografi hingga sosial. Data ini juga kami sebagai mitra untuk menyeleraskan kegiatan program dengan kebutuhan di desa”, kata Suherman.
Kepala Desa Aikmel Utara, Muhtasar Ayudi, SS, S.Pd menyambut baik kegiatan Live In yang dilaksankan Program INKLUSI di Desa Aikmel Utara. Menurutnya, ini akan membawa banyak pembelajaran bagi desa khususnya dalam menyediakan pangkalan data untuk menunjang pembangunan desa.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada LRC yang telah menunjuk desa Aikmel Urara, semoga ada banyak pembelajaran yang kami dapatkan dari kegiatan ini”, ucap Ayudi.
Di sisi lain, Baiq Tits Yulianty, selaku Koordinator Program LRC-INKLUSI menjelaskan bahwa dari pertemuan ingin mendapatkan informasi terkait proses pengelolaan data di Aikmel Utara. Sehingga, data yang ada bisa rujukan pemerintah desa dalam penyusunan anggaran dan program di desa. Ia juga berharap ke depan pemerintah
“Kami berharap juga ke depan agar pemerintah ke depan bisa memfasilitasi kami untuk bertemu dengan responden seperti lansia, perempuan kepala keluarga dan anak putus sekolah yang bisa kami wawancarai. Karena sejauh ini kami juga tahu bahwa pemerintah desa Aikmel Utara fokus untuk pendataan dan pemberdayaan masyarakat rentan”, ungkapBaiq Titis.
Sama halnya dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Desa Aikmel Utara, Irwan Rosidi sekaligus mewakili pemerintah desa, berkomitmen untuk mendukung pembangunan inklusif berbasis data. Sejauh ini, pemerintah desa sudah bekerja sama dengan lembaga lain, seperti puskesmas terkait data kesehatan masyarakat. Hal ini bertujuan agar ada sinkronisasi data yang dimiliki desa dengan puskesmas.
“Pembaruan data ini harus kita jadikan sebagai kebiasaan baik, karena tidak ada cara lain untuk mengubah sebuah sistem atau pembangunan kecuali melalui data”, tutup Irwan.